Seorang gadis kecil yang divonis menderita penyakit langka hingga membuatnya tak mampu berbicara sepatah kata pun akhirnya bisa mengatakan ‘aku cinta padamu’ kepada ibunya.
Francesca Adam-Smith baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke-10 minggu ini. Selama 10 tahun, ia telah menghabiskan hidupnya untuk mencoba berkomunikasi dengan ibunya, Rachel namun selama itu ia hanya bisa mengeluarkan suara-suara yang tak ada maknanya.
Kondisi yang dialami Francesca terbilang sangat rumit dan diklaim sebagai satu-satunya kasus di Inggris. Kondisi ini mempengaruhi pergerakan dan kemampuan koordinasinya, termasuk membuatnya ‘bisu’.
Setelah terlahir prematur karena sang ibu harus melahirkannya dalam kondisi gagal jantung, Fransesca telah divonis mengidap pneumonia, septicemia, gagal ginjal, tekanan darah tinggi dan harus menjalani sejumlah operasi pada perut, pinggul, telinga, hidung dan tenggorokannya sejak pertama kali membuka matanya.
Menurut dokter, kondisi yang dialami Fransesca bersifat genetis dan disebabkan oleh kerusakan kromosom 16 tapi meski para dokter tak mengetahui adanya kasus serupa di Inggris, mereka percaya nantinya Fransesca bisa berbicara jika diberikan bantuan yang tepat.
Sebuah sekolah khusus pun mengklaim bisa membuat Fransesca berbicara hanya dalam kurun waktu setahun saja. Sayangnya SPP sekolah itu sangat tinggi yaitu berkisar 60.000 poundsterling atau sekitar Rp 923 juta. Kendati pemerintah setempat memahami kebutuhan pendidikan Fransesca, tapi nyatanya permohonan bantuan dana yang diajukan Rachel ditolak.
Steve Walker dari Leeds City Council yang memutuskan untuk menolak pengajuan dana pendidikan Fransesca mengatakan, “Sayang sekali dana kami sangat terbatas untuk memenuhi kebutuhan seluruh siswa dengan kebutuhan khusus, meski kami mengakui St. Mary adalah sekolah yang dibutuhkan oleh Fransesca”.
Rachel mengaku sangat terpuruk dengan keputusan itu. Tak mau tinggal diam, ia pun meluncurkan program penggalangan dana agar putrinya bisa masuk ke St. Mary sementara ia mengajukan upaya banding pada Leeds City Council.
“Fransesca mati-matian untuk belajar bicara dan seringkali merasa frustasi hingga menangis ketika ia tak kunjung bisa melakukannya,” kata Rachel di rumahnya di Wetherby, West Yorkshire, Inggris seperti dilansir dari dailymail, Rabu (12/9/2012).
“Ia anak kecil yang menawan tapi jiwanya seakan terkunci di dalam tubuhnya. Saya merasa hancur ketika tahu ia tak memperoleh kesempatan untuk meraih potensinya. Padahal ketika saya tahu ia mampu berkata bahwa ia mencintai saya, saya tahu ada banyak hal lain yang ingin dikatakannya kepada saya,” tuturnya.
Demi mengurus putri semata wayangnya itu, Rachel pun telah mengakhiri karirnya sebagai kru kabin British Airways.
“Saya tidak kaya dan saya tidak tahu harus kemana. Dokter mengatakan kepada saya bahwa kami harus segera bertindak jika ingin memberinya peluang tapi proses banding tentu akan memakan waktu berbulan-bulan. Lain halnya jika saya bisa menggalang cukup dana untuk memberinya kesempatan setahun saja di sekolah itu maka upaya ini akan memberikan perbedaan yang luar biasa,” terangnya.
Fransesca sendiri tercatat sebagai siswa di sekolah setempat, Deighton Gates Primary School di Wetherby dan hanya menerima terapi bicara selama 30 menit per minggunya dari NHS. Jika nantinya ia terdaftar sebagai siswa St. Mary di Sussex itu maka ia akan menerima pelatihan bicara setiap hari, begitu juga dengan terapi lainnya.
“Kesenjangan antara keinginan Fransesca untuk berkomunikasi dengan pemahaman bahasa dan kemampuannya untuk mengekspresikan apa yang ia ketahui harus segera ditanggulangi,” ungkap salah seorang jubir St. Mary yang mengaku sangat yakin mampu membantu Fransesca.
Sumber: http://duniabaca.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar