Selasa, 11 Desember 2012

2.500 Itik Mati Mendadak di Tiga Desa di Tulungagung


Penyebaran virus terduga flu burung yang menyerang itik meluas hingga ke Kabupaten Tulungagung. Di tempat ini ribuan ekor itik musnah dalam sekejap akibat serangan virus mematikan tersebut.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Kabupaten Tulungagung, Mulyanto, mengatakan sampai saat ini kasus kematian itik mendadak telah mencapai 2.500 ekor di tiga desa, yakni Batangsaren Kecamatan Kauman, Kendal Kecamatan Gondang, dan Pakisaji Kecamatan Kalidawir. "Jumlah ini belum terhitung kematian di daerah lain," kata Mulyanto, Rabu 12 Desember 2012.

Tingkat kematian ini, menurut Mulyanto, cukup tinggi. Di Desa Pakisaji dengan populasi itik sebanyak 10.750 ekor ada 1.300-an itik yang mati. Hal serupa terjadi di Desa Batangsaren dengan populasi 1.450 ekor sebanyak 400 ekor mati, dan Desa Kendal terjadi 750 itik mati dari 3.750 populasi itik.

Saat ini Dinas Peternakan setempat telah melakukan upaya penyemprotan desinfektan ke sejumlah lokasi terinfeksi. Diperkirakan cakupan penyebaran virus ini terus meluas karena penularan antar unggas sangat cepat. Pemerintah belum bisa mengidentifikasi jenis virus tersebut karena masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium.

Mulyanto mengingatkan kepada seluruh peternak itik segera melapor jika terjadi kasus kematian dengan ciri-ciri mata memutih seperti katarak, lumpuh, kehilangan nafsu makan, serta kepala tengler. Dia juga meminta peternak memisahkan itik-itik yang terinfeksi dengan itik sehat untuk menekan penularan. "Bangkainya juga sebisa mungkin dibakar, jangan dikubur," katanya.

Sangat disayangkan peringatan tersebut tak sepenuhnya bisa dilakukan para peternak. Sebagian dari mereka hanya membuang dan mengubur bangkai itik sakit di sekitar kandang. Mereka juga kesulitan memisahkan itik yang sakit mengingat cepatnya proses penularan virus.

Suradi, salah satu peternak, mengatakan virus ini sangat mematikan menyerang unggasnya. Dia heran dengan penyakit ini karena biasanya itik cukup kuat terhadap serangan penyakit. "Dalam hitungan jam bisa langsung mati," katanya.

Dari 500 ekor itik miliknya, penyakit ini telah membunuh 150 ekor hanya dalam waktu empat hari saja. Jika kondisi ini dibiarkan dia khawatir seluruh unggasnya akan lenyap begitu saja. Pemerintah diminta cepat mengidentifikasi jenis virus yang menyerang dan memberikan obatnya.

Sumber: http://www.tempo.co

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DAFTAR NAMA RIDER MOTOGP 2011

(1). Jorge Lorenzo SPA Yamaha Factory Racing (Yamaha)
(4). Andrea Dovizioso ITA Repsol Honda Team (Honda)
(5). Colin Edwards USA Monster Yamaha Tech 3 (Yamaha)
(7). Hiroshi Aoyama JPN San Carlo Honda Gresini (Honda)
(8). Hector Barbera SPA Aspar Team (Ducati)
(11). Ben Spies USA Yamaha Factory Racing (Yamaha)
(14). Randy De Puniet FRA Pramac Racing Team (Ducati)
(17). Karel Abraham CZE Cardion AB Motoracing (Ducati)
(19). Alvaro Bautista SPA Rizla Suzuki MotoGP (Suzuki)
(24). Toni Elias SPA LCR Honda MotoGP (Honda)
(26). Dani Pedrosa SPA Repsol Honda Team (Honda)
(27). Casey Stoner AUS Repsol Honda Team (Honda)
(35). Cal Crutchlow GBR Monster Yamaha Tech 3 (Yamaha)
(46). Valentino Rossi ITA Ducati Team (Ducati)
(58). Marco Simoncelli ITA San Carlo Honda Gresini (Honda)
(65). Loris Capirossi ITA Pramac Racing Team (Ducati)
(69). Nicky Hayden USA Ducati Team (Ducati)

Selasa, 11 Desember 2012

2.500 Itik Mati Mendadak di Tiga Desa di Tulungagung


Penyebaran virus terduga flu burung yang menyerang itik meluas hingga ke Kabupaten Tulungagung. Di tempat ini ribuan ekor itik musnah dalam sekejap akibat serangan virus mematikan tersebut.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Kabupaten Tulungagung, Mulyanto, mengatakan sampai saat ini kasus kematian itik mendadak telah mencapai 2.500 ekor di tiga desa, yakni Batangsaren Kecamatan Kauman, Kendal Kecamatan Gondang, dan Pakisaji Kecamatan Kalidawir. "Jumlah ini belum terhitung kematian di daerah lain," kata Mulyanto, Rabu 12 Desember 2012.

Tingkat kematian ini, menurut Mulyanto, cukup tinggi. Di Desa Pakisaji dengan populasi itik sebanyak 10.750 ekor ada 1.300-an itik yang mati. Hal serupa terjadi di Desa Batangsaren dengan populasi 1.450 ekor sebanyak 400 ekor mati, dan Desa Kendal terjadi 750 itik mati dari 3.750 populasi itik.

Saat ini Dinas Peternakan setempat telah melakukan upaya penyemprotan desinfektan ke sejumlah lokasi terinfeksi. Diperkirakan cakupan penyebaran virus ini terus meluas karena penularan antar unggas sangat cepat. Pemerintah belum bisa mengidentifikasi jenis virus tersebut karena masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium.

Mulyanto mengingatkan kepada seluruh peternak itik segera melapor jika terjadi kasus kematian dengan ciri-ciri mata memutih seperti katarak, lumpuh, kehilangan nafsu makan, serta kepala tengler. Dia juga meminta peternak memisahkan itik-itik yang terinfeksi dengan itik sehat untuk menekan penularan. "Bangkainya juga sebisa mungkin dibakar, jangan dikubur," katanya.

Sangat disayangkan peringatan tersebut tak sepenuhnya bisa dilakukan para peternak. Sebagian dari mereka hanya membuang dan mengubur bangkai itik sakit di sekitar kandang. Mereka juga kesulitan memisahkan itik yang sakit mengingat cepatnya proses penularan virus.

Suradi, salah satu peternak, mengatakan virus ini sangat mematikan menyerang unggasnya. Dia heran dengan penyakit ini karena biasanya itik cukup kuat terhadap serangan penyakit. "Dalam hitungan jam bisa langsung mati," katanya.

Dari 500 ekor itik miliknya, penyakit ini telah membunuh 150 ekor hanya dalam waktu empat hari saja. Jika kondisi ini dibiarkan dia khawatir seluruh unggasnya akan lenyap begitu saja. Pemerintah diminta cepat mengidentifikasi jenis virus yang menyerang dan memberikan obatnya.

Sumber: http://www.tempo.co

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Labels

Labels

About Me

Foto saya
dikit ajalah. dulu kita sih ngak bisa komputer, yah ... eh skrng udah lumayan sambil belajar, walaupun tanpa sekolah gitu skrng jd lumayan lah...!!!
CO.CC:Free Domain

About

Introduction

Pages

Menu

Search This Blog