Penyebaran virus terduga flu burung yang menyerang itik meluas hingga ke Kabupaten Tulungagung. Di tempat ini ribuan ekor itik musnah dalam sekejap akibat serangan virus mematikan tersebut.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Kabupaten Tulungagung, Mulyanto, mengatakan sampai saat ini kasus kematian itik mendadak telah mencapai 2.500 ekor di tiga desa, yakni Batangsaren Kecamatan Kauman, Kendal Kecamatan Gondang, dan Pakisaji Kecamatan Kalidawir. "Jumlah ini belum terhitung kematian di daerah lain," kata Mulyanto, Rabu 12 Desember 2012.
Tingkat kematian ini, menurut Mulyanto, cukup tinggi. Di Desa Pakisaji dengan populasi itik sebanyak 10.750 ekor ada 1.300-an itik yang mati. Hal serupa terjadi di Desa Batangsaren dengan populasi 1.450 ekor sebanyak 400 ekor mati, dan Desa Kendal terjadi 750 itik mati dari 3.750 populasi itik.
Saat ini Dinas Peternakan setempat telah melakukan upaya penyemprotan desinfektan ke sejumlah lokasi terinfeksi. Diperkirakan cakupan penyebaran virus ini terus meluas karena penularan antar unggas sangat cepat. Pemerintah belum bisa mengidentifikasi jenis virus tersebut karena masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium.
Mulyanto mengingatkan kepada seluruh peternak itik segera melapor jika terjadi kasus kematian dengan ciri-ciri mata memutih seperti katarak, lumpuh, kehilangan nafsu makan, serta kepala tengler. Dia juga meminta peternak memisahkan itik-itik yang terinfeksi dengan itik sehat untuk menekan penularan. "Bangkainya juga sebisa mungkin dibakar, jangan dikubur," katanya.
Sangat disayangkan peringatan tersebut tak sepenuhnya bisa dilakukan para peternak. Sebagian dari mereka hanya membuang dan mengubur bangkai itik sakit di sekitar kandang. Mereka juga kesulitan memisahkan itik yang sakit mengingat cepatnya proses penularan virus.
Suradi, salah satu peternak, mengatakan virus ini sangat mematikan menyerang unggasnya. Dia heran dengan penyakit ini karena biasanya itik cukup kuat terhadap serangan penyakit. "Dalam hitungan jam bisa langsung mati," katanya.
Sumber: http://www.tempo.co
Tidak ada komentar:
Posting Komentar