Dengan hanya $1,5 miliar (sekitar Rp14,48 triliun) bisnis tersebut menawarkan kesempatan terhadap negara-negara untuk, mengirimkan dua orang ke Bulan dan mangantarkannya kembali, baik untuk tujuan penelitian ataupun pamor. Dan jika Anda adalah individu yang memiliki banyak uang, Anda juga bisa pergi ke Bulan selama beberapa hari.
Meski demikian sejumlah ahli antariksa merasa skeptis terhadap kemampuan finansial perusahaan yang bernama Golden Spike Co. tersebut dalam mengirimkan orang ke Bulan.
Puluhan perusahaan antariksa swasta telah bermunculan akhir-akhir ini, namun hanya beberapa saja yang bisa melakukannya, demikian dikatakan ahli astronomi Harvard Jonatahan McDowell, yang melacak peluncuran di seluruh dunia.
“Ini tampaknya tidak akan menjadi satu-satunya yang akan berhasil,” kata McDowell. Penerbangan terakhir NASA ke Bulan terjadi pada 40 tahun yang lalu. Amerika Serikat menjadi satu-satunya negara yang berhasil mendaratkan orang di sana, mengalahkan Uni Soviet dalam persiapan antariksa menuju Bulan yang telah menarik perhatian dunia.
Namun begitu persaingannya berakhir, hanya tinggal sedikit minat terhadap Bulan.
Presiden Barack Obama telah membatalkan rencana NASA untuk kembali ke Bulan, dengan mengatakan bahwa Amerika sudah pernah ke sana. Pada Rabu lalu, seorang staf National Academy of Sciences mengatakan bahwa badan antariksa tersebut tidak memiliki tujuan atau arahan atas masa depan penjelajahan manusia di luar angkasa.
Namun para mantan staf NASA yang berada di balik Golden Spike memiliki tujuan. Yaitu Bulan.
Firma tersebut berbicara kepada sejumlah negara yang menunjukan minatnya kata mantan rekanan administrator NASA Alan Stern, yang juga menjadi presiden Golden Spike. Stern mengatakan dia melihat negara-negara seperti Afrika Selatan, Korea Selatan, dan Jepang. Pasar utama perusahaan tersebut adalah bangsa asing, katanya.
"Kami hanya seperti menyelesaikan apa yang telah dilakukan NASA pada tahun 1960-an. Kita akan membuat komoditas itu pada tahun 2020-an."
Nilai jualnya, "daya tariknya adalah menerbangkan astronot Anda sendiri," kata Stern.
Banyak negara menghabiskan jutaan dolar untuk menerbangkan astronot mereka ke stasiun luar angkasa Rusia, Mir dan pesawat ulang-alik Amerika pada 1990-an, namun harga miliaran dolar tampaknya agak sedikit tinggi, seperti yang dikatakan Harvard McDowell.
Kepala Juru bicara NASA, David Weaver mengatakan perusahaan baru "adalah bukti lebih lanjut dari ketepatan waktu dan kebijaksanaan dari kebijakan antariksa pemerintahan Obama" yang mencoba mendorong perusahaan antariksa komersial.
Melakukan perjalanan ke Bulan akan melibatkan beberapa langkah, dua astronot akan diterbangkan ke orbit bumi, terhubung dengan mesin lainnya yang akan mengirimkan mereka ke orbit Bulan. Saat berada di sekitar Bulan, kru akan menghubungkan dengan sebuah pengorbit Bulan dan mendaratkan pesawatnya di atas permukaan Bulan.
Perusahaan tersebut akan membeli roket dan kapsul yang digunakan untuk peluncuran. Stern mengatakan, hanya perlu mengembangkan pakaian antariksa yang baru serta sebuah pendarat Bulan.
Stern mengatakan bahwa ia bertujuan untuk melakukan peluncuran pertama sebelum akhir dekade ini dan kemudian menaikannya dengan total menjadi 15 atau 20 peluncuran. Namun, peluncuran pertamanya saja akan membebani perusahaan dengan biaya antara antara $7-8 miliar (sekitar Rp67,57 triliun s/d Rp77,22 triliun), katanya.
Selain harga tiket, Stern mengatakan ada sumber pendapatan lainnya, seperti iklan dalam perlombaan NASCAR, hak penamaan stadion sepak bola, dan hak video gaya Olimpiade.
Mungkin secara teknis layak, tapi lebih sulit untuk melihat bagaimana hal itu bisa dilakukan secara finansial, kata mantan rekanan administrator NASA, Scott Pace, direktur kebijakan antariksa di George Washington University. Hanya berurusan dengan isu risiko dan tes yang diperlukan dalam peluncuran bisa sangat mahal, katanya.
Ketua dewan perusahaannya, Gerry Griffin, seorang direktur penerbangan Apollo yang pernah memimpin Johnson Space Center, mengatakan bahwa hal itu itu adalah penilaian yang benar: "Saya tidak berpikir ada masalah teknologi di sini. Masalahnya adalah keuangan."
Perusahaan tersebut dipenuhi oleh para staf antariksa senior: Howard McCurdy, profesor kebijakan antariksa dari American University bahkan menyebut mereka sebagai orang yang ahli di bidangnya. Para penasihatnya terdiri dari ahli pesawat antariksa senior, sutradara Hollywood, mantan juru bicara DPR AS, Newt Gingrich, mantan duta besar PBB, Bill Richardson, serta insinyur-penulis Homer Hickam.
Sumber: http://id.berita.yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar